Laporan Observasi Proses Produksi dan Analisis Kelebihan serta Kekurangannya: UMKM Keripik Pisang "Pisang Keren"

 



Laporan Observasi Proses Produksi dan Analisis Kelebihan serta Kekurangannya: UMKM Keripik Pisang "Pisang Keren"

Mata Kuliah: Manajemen Operasi/Manajemen Produksi Dosen Pengampu: [Nama Dosen] Mahasiswa: Muhamad rachel rafliola 

NIM: 51523010069

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Observasi

Peningkatan persaingan di sektor kuliner menuntut efisiensi dan konsistensi kualitas dalam proses produksi UMKM. Observasi ini dilakukan untuk memahami secara praktis penerapan manajemen produksi di tingkat usaha mikro, serta mengidentifikasi potensi perbaikan untuk meningkatkan daya saing. UMKM "Pisang Keren" dipilih sebagai objek studi karena memiliki proses produksi yang sederhana namun repetitif, menjadikannya kasus yang ideal untuk analisis efisiensi.

1.2 Profil Usaha yang Diobservasi

Informasi Dasar

Detail

Nama Usaha

Pisang Keren

Jenis Usaha

Industri Makanan Ringan (Keripik Pisang Aneka Rasa)

Skala Usaha

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Jumlah Karyawan

6 Orang (1 Manajer Produksi, 5 Staf Produksi)

Lokasi Observasi

Dapur Produksi Rumahan, [Kota/Wilayah Observasi]

1.3 Tujuan Observasi

  1. Mendeskripsikan secara detail tahapan proses produksi Keripik Pisang "Pisang Keren".

  2. Menganalisis kelebihan dan kekurangan proses produksi berdasarkan aspek manajemen operasi.

  3. Memberikan rekomendasi perbaikan yang realistis menggunakan prinsip Lean Manufacturing dan Kaizen.

2. Deskripsi Proses Produksi

2.1 Jenis Produk yang Dihasilkan

Produk utama adalah Keripik Pisang dengan tiga varian rasa: original asin, cokelat lumer, dan keju pedas. Produk dikemas dalam kemasan pouch aluminium foil dengan berat bersih 100 gram.

2.2 Tahapan Proses Produksi dan Alur Kerja

Proses produksi di "Pisang Keren" mengikuti alur kerja make-to-stock (produksi massal untuk stok) yang sederhana, namun sebagian besar dilakukan secara manual.

Tahap

Deskripsi Aktivitas

Waktu Standar (Rata-rata)

Tenaga Kerja

1. Persiapan Bahan Baku

Sortasi pisang tanduk/kepok mentah, pengupasan kulit.

15 menit / batch (50 kg)

2 Orang

2. Pemotongan & Perendaman

Pisang dipotong tipis secara manual menggunakan alat serut sederhana. Direndam dalam larutan garam (untuk rasa asin) atau air kapur sirih (untuk tekstur renyah).

30 menit / batch

2 Orang

3. Penggorengan (Batch)

Penggorengan dilakukan menggunakan 3 wajan besar secara bergantian. Suhu dikontrol secara visual. Proses ini memakan waktu paling lama.

60 menit / batch

2 Orang

4. Penirisan & Pendinginan

Keripik ditiriskan menggunakan mesin spinner sederhana, lalu didinginkan di atas nampan.

20 menit / batch

1 Orang

5. Pemberian Bumbu/Rasa

Keripik disemprot atau dicampur dengan bumbu/cokelat lumer.

15 menit / batch

1 Orang

6. Pengemasan

Penimbangan (manual) dan penyegelan (sealing) kemasan. Label ditempel manual.

30 menit / batch

2 Orang

2.3 Layout Fasilitas

Layout yang digunakan adalah Layout Proses (Job Shop) karena aktivitas serupa dikelompokkan (misalnya, semua penggorengan di satu area), meskipun alurnya terlihat seperti line flow sederhana.

  • Layout: Linear sederhana, namun tidak optimal. Bahan baku masuk di area depan, bergerak ke area pengupasan, lalu pindah ke area basah (perendaman), area panas (penggorengan), dan kembali ke area kering (pengemasan).

  • Kelemahan Layout: Terdapat cross-flow atau perpindahan bolak-balik antara area penirisan dan area pembumbuan, yang meningkatkan risiko kontaminasi dan membuang waktu pergerakan.

2.4 Penggunaan Sumber Daya

  • Tenaga Kerja (People): Berbasis keterampilan umum, belum ada spesialisasi tugas yang ketat. Karyawan dilatih secara on-the-job.

  • Bahan Baku (Material): Ketergantungan tinggi pada pemasok pisang harian, tanpa sistem inventory yang canggih (hanya first-in, first-out sederhana).

  • Peralatan (Machinery): Mayoritas peralatan sederhana: pisau, alat serut manual, wajan, kompor gas, dan 1 unit spinner (peniris minyak).

2.5 Sistem Pengendalian Mutu (Quality Control)

Sistem QC bersifat inspeksi di akhir proses.

  1. QC In-Process: Pengendalian mutu hanya dilakukan secara visual oleh manajer produksi pada tahap penggorengan (warna dan tingkat kekeringan).

  2. QC Final: Pengecekan sampel produk yang sudah dikemas (rasa, tekstur, dan berat) sebelum dimasukkan ke gudang stok. Belum ada dokumentasi mutu terperinci.

3. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Proses Produksi

3.1 Kelebihan Proses Produksi

Aspek

Kelebihan

Dampak Positif

Fleksibilitas

Proses yang didominasi manual memungkinkan penyesuaian cepat terhadap permintaan varian rasa yang berbeda tanpa mengubah layout secara drastis.

Respon cepat terhadap tren pasar atau pesanan khusus.

Biaya Modal Rendah

Penggunaan peralatan sederhana dan minimnya otomasi.

Biaya investasi awal (CAPEX) sangat rendah, cocok untuk UMKM dengan modal terbatas.

Pengelolaan Bahan Baku

Pembelian bahan baku (pisang) harian.

Menekan biaya penyimpanan bahan baku (tidak perlu gudang besar) dan memastikan pisang selalu segar.

3.2 Kekurangan Proses Produksi

Aspek

Kekurangan

Dampak Negatif

Efisiensi Waktu & Tenaga

Pemotongan pisang dan penimbangan kemasan dilakukan manual.

Kelebihan waktu tunggu (Waiting) antara penggorengan dan penirisan. Pergerakan yang tidak perlu (Motion) akibat layout yang kurang ergonomis.

Kualitas & Konsistensi

Kontrol suhu penggorengan visual, pemotongan manual.

Variabilitas Kualitas Tinggi: Ketebalan keripik tidak konsisten, mempengaruhi kerenyahan dan daya serap minyak. Risiko over-cooked atau under-cooked.

Pengelolaan Limbah

Limbah minyak goreng bekas (jelantah) dijual ke pengepul, namun limbah kulit pisang ditimbun.

Pemborosan (Waste) dalam pengelolaan sisa bahan baku yang dapat didaur ulang/diolah lebih lanjut.

Penggunaan Teknologi

Otomasi sangat rendah, hanya menggunakan spinner.

Keterbatasan skala produksi. Sulit untuk melayani pesanan volume besar.

Dokumentasi

Tidak ada sistem pelaporan atau dokumentasi yang tercatat (misalnya, catatan waktu tunggu, tingkat cacat harian).

Sulit mengidentifikasi akar masalah jika terjadi penurunan kualitas atau efisiensi (tidak ada data untuk analisis Six Sigma).

4. Rekomendasi Perbaikan

Berdasarkan analisis di atas, rekomendasi perbaikan akan difokuskan pada penerapan prinsip Lean Manufacturing (meminimalkan pemborosan/waste) dan Kaizen (perbaikan berkelanjutan).

4.1 Perbaikan Layout Kerja (Streamlining Process)

  • Penerapan U-Shaped Layout: Susun ulang stasiun kerja (Pengupasan $\rightarrow$ Perendaman $\rightarrow$ Penggorengan $\rightarrow$ Penirisan $\rightarrow$ Pembumbuan $\rightarrow$ Pengemasan) agar membentuk alur yang mulus tanpa gerakan mundur (back-tracking).

  • Rekomendasi: Pindahkan area penirisan dan pendinginan lebih dekat ke area pembumbuan dan pengemasan untuk menghilangkan waste pergerakan bolak-balik.

4.2 Peningkatan Teknologi & Efisiensi (Waktu dan Tenaga)

Area Perbaikan

Rekomendasi (Kaizen/Otomasi)

Dampak

Pemotongan

Investasi pada Mesin Serut Otomatis sederhana.

Menjamin konsistensi ketebalan produk (QC), mengurangi waste pemotongan yang tidak seragam, dan meningkatkan efisiensi waktu 50%.

Penggorengan

Penggunaan Termometer Digital sebagai standar, bukan lagi kontrol visual.

Menetapkan dan mempertahankan suhu standar (misalnya, $170^\circ\text{C}$) untuk setiap batch, menjamin konsistensi kerenyahan dan menghindari over-cooked.

Pengemasan

Investasi pada Timbangan Digital Presisi dan Mesin Sealing yang lebih cepat.

Meningkatkan akurasi berat bersih dan mempercepat throughput di akhir lini.

4.3 Penguatan Kontrol Kualitas (Mutu)

  • Penerapan Check Sheet Harian: Setiap batch wajib dicatat pada check sheet sederhana yang mencakup: Waktu Mulai, Waktu Selesai, Suhu Penggorengan, dan Jumlah Produk Cacat (Defect Rate).

  • Rekomendasi: Lakukan pelatihan singkat (Kaizen) untuk staf produksi agar dapat mengidentifikasi defect di setiap stasiun (misalnya, keripik terlalu tipis/tebal, keripik berminyak).

4.4 Digitalisasi Proses Sederhana (Dokumentasi)

  • Sistem Pelaporan Digital: Gunakan spreadsheet sederhana (Google Sheets atau Excel) untuk mencatat inventaris bahan baku (pisang, bumbu), data produksi harian (jumlah batch), dan defect rate. Hal ini akan mempermudah manajer untuk melakukan analisis mingguan terhadap efisiensi.

  • Pelatihan SDM: Lakukan cross-training agar setiap staf memiliki kemampuan di beberapa stasiun kerja, meningkatkan fleksibilitas tim.

5. Kesimpulan dan Penutup

Observasi pada UMKM Keripik Pisang "Pisang Keren" menunjukkan bahwa meskipun proses produksinya sudah berjalan dan menghasilkan produk yang diterima pasar, terdapat banyak pemborosan (waste) yang dapat diminimalkan, terutama pada aspek Motion (pergerakan) dan Defects (variabilitas kualitas).

Dengan menerapkan rekomendasi berbasis prinsip manajemen produksi, khususnya investasi minimal pada mesin serut otomatis dan kontrol suhu digital, serta perbaikan layout sederhana (Kaizen), UMKM ini dapat:

  1. Meningkatkan efisiensi waktu produksi per batch sebesar 25-30%.

  2. Mencapai konsistensi kualitas produk yang lebih tinggi, yang pada akhirnya akan membangun citra merek yang lebih kuat dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Penerapan prinsip manajemen operasi yang baik, meskipun pada skala UMKM, merupakan kunci untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan peningkatan daya saing di pasar yang dinamis.

6. Dokumentasi Pendukung (Ilustrasi dan Kutipan)

[Tambahkan bagian ini dengan data fiktif atau placeholder untuk dipenuhi oleh mahasiswa]

  • [Ilustrasi Alur Produksi: Diagram alir sederhana dari Tahap 1 hingga Tahap 6]

  • [Foto Placeholder: Tempat kerja (area penggorengan) yang menunjukkan layout saat ini]

  • Kutipan Wawancara (Fiktif): "Kesulitan utama kami adalah memastikan semua keripik punya ketebalan yang sama, kadang ada yang terlalu tebal dan minyaknya tidak keluar sempurna, ini sering dikeluhkan pembeli," (Manajer Produksi, 2024).

7. Daftar Pustaka

Stevenson, W. J. (2021). Operations Management (14th ed.). McGraw-Hill Education.

Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2020). Operations Management. Pearson.

Womack, J. P., & Jones, D. T. (2003). Lean Thinking. Free Press.

Catatan untuk Mahasiswa:

  • Silakan ganti "Pisang Keren" dengan nama usaha nyata yang Anda observasi.

  • Ganti semua data fiktif (waktu, jumlah karyawan, kutipan wawancara) dengan data riil hasil observasi atau wawancara Anda.

  • Kembangkan setiap bagian analisis dan rekomendasi agar mencapai panjang 6 halaman dengan format Arial 11 pt, spasi 1,5.

  • Pastikan untuk menyertakan dokumentasi (foto/diagram) yang relevan di Bagian 6.

Comments

Popular posts from this blog

Membangun Personal Branding yang Kuat: Modal Wirausaha untuk Mendapat Kepercayaan

Refleksi Pribadi: Motivasi Berwirausaha dan Tanggung Jawab Sosial

EVALUASI DAN ANALISIS INTEGRATIF TUGAS MANDIRI 01, 02, DAN 03