Tugas Mandiri 03
LAPORAN OBSERVASI LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN IDE BISNIS INOVATIF
Nama Mahasiswa:
Nomor Induk Mahasiswa (NIM):
Mata Kuliah: Kewirausahaan
BAGIAN 1: LATAR BELAKANG
Deskripsi Area Observasi
Area observasi yang dipilih adalah Kawasan Kos/Kontrakan Padat Mahasiswa (radius 500m dari Gerbang Kampus). Kawasan ini dihuni oleh sekitar 300-400 mahasiswa dan memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi (banyak warung makan, kedai kopi, dan minimarket).
Alasan Pemilihan Area
Tingkat Konsumsi Tinggi: Mahasiswa sering membeli minuman dan makanan kemasan (air mineral, soft drink, kopi ready-to-drink), menghasilkan sampah botol plastik SUT (Sekali Usai Tuntas) dalam jumlah masif.
Kurangnya Sarana Daur Ulang: Area tersebut hanya memiliki TPS umum, tetapi tidak ada fasilitas pemilahan sampah yang mendorong partisipasi aktif penghuni kos.
Target Pasar Jelas: Penghuni kos adalah segmen pasar yang sensitif terhadap harga dan termotivasi oleh reward (voucher/diskon).
Metode Observasi yang Digunakan
Metode | Deskripsi | Durasi/Jumlah |
|---|---|---|
Observasi Langsung | Mencatat volume dan jenis sampah botol plastik di tempat sampah komunal selama 3 hari. | 3 Hari (Pagi, Siang, Malam) |
Wawancara Terstruktur | Wawancara dengan penghuni kos dan pemilik warung/minimarket. | N=7 Responden (5 Mahasiswa, 2 Pemilik Warung) |
BAGIAN 2: HASIL OBSERVASI
Tabel Hasil Observasi (Pola Sampah)
Fenomena Menarik | Keterangan | Pola/Masalah Berulang |
|---|---|---|
Tumpukan Botol PET | Sampah botol air mineral dan kopi kemasan mendominasi (sekitar 60% dari total sampah non-organik). | Tingginya konsumsi minuman SUT di kalangan mahasiswa. |
Pencampuran Sampah | Semua jenis sampah (organik, plastik, kertas) dibuang ke dalam satu kantong/tempat sampah. | Kurangnya kesadaran/motivasi untuk memilah sampah. |
Harga Jual Sampah Rendah | Warga/pemilik warung enggan memilah karena harga jual ke pengepul sangat rendah dan prosesnya merepotkan. | Tidak adanya insentif yang cukup menarik untuk memilah sampah. |
Ringkasan Wawancara
Mahasiswa (N=5): Semua mengakui mereka malas memilah karena "tidak tahu mau diapakan sampahnya" dan "tidak ada tempat sampah terpisah." Mereka sangat tertarik jika ada diskon atau voucher makanan sebagai imbalan.
Pemilik Warung (N=2): Mengeluhkan volume sampah yang cepat penuh dan biaya pengangkutan sampah yang tinggi. Mereka bersedia bekerja sama jika ada sistem yang mengurangi volume sampah dan menarik pelanggan datang ke warung mereka.
3 Masalah Teridentifikasi & Analisis Peluang
No | Masalah | Kebutuhan Pasar Belum Terpenuhi (Peluang) |
|---|---|---|
1 | Tingginya Limbah Plastik SUT: Botol minuman sekali pakai menumpuk di area kos. | Solusi yang memfasilitasi daur ulang secara instan dan masif di lokasi tersebut. |
2 | Kurangnya Insentif Daur Ulang: Harga jual ke pengepul tidak sebanding dengan usaha memilah. | Sistem reward yang nilainya lebih tinggi (non-tunai, seperti diskon atau voucher). |
3 | Proses Pembelajaran Daur Ulang yang Pasif: Mahasiswa hanya disuruh memilah tanpa pengalaman interaktif. | Platform yang membuat proses memilah sampah menjadi menarik, gamified, dan instan. |
BAGIAN 3: IDE BISNIS TERPILIH
Nama Ide Bisnis: Eco-Swap Station
Deskripsi Ide Bisnis
Eco-Swap Station adalah Reverse Vending Machine (RVM) atau Mesin Penukar Sampah Otomatis sederhana yang ditempatkan di minimarket atau laundry mitra di kawasan kos.
Cara Kerja: Mahasiswa memasukkan botol plastik PET (sudah dibilas) ke dalam mesin. Mesin akan menimbang/menghitung, dan kemudian mengeluarkan Voucher Diskon Instan yang dapat digunakan untuk membeli kopi di kedai mitra atau diskon pulsa.
Inovasi (SCAMPER): Ide ini menggabungkan (Combine) daur ulang dengan Loyalty Program ritel, serta Mengadaptasi (Adapt) teknologi RVM global ke dalam skala UMKM lokal yang sederhana.
Alasan Pemilihan Ide
Ide ini paling menjanjikan karena:
Memecahkan Masalah No. 2 dan 3 secara bersamaan: Menyediakan insentif yang tinggi (diskon makanan/kopi, bukan uang tunai receh) dan menjadikan proses daur ulang menyenangkan (gamified).
Kelayakan Implementasi: Mesin dapat dibuat dalam skala kecil dengan teknologi yang terjangkau (sensor berat dan pencetak voucher termal).
Model Bisnis Kuat: Memiliki dua aliran pendapatan: biaya langganan dari merchant (untuk traffic pelanggan) dan penjualan sampah terpilah ke industri daur ulang besar.
Business Model Canvas (BMC) Sederhana
Key Partners (Partner Kunci) | Key Activities (Aktivitas Kunci) | Value Propositions (Nilai Tambah) | Customer Relationships (Hubungan Pelanggan) | Customer Segments (Segmen Pelanggan) |
|---|---|---|---|---|
1. Minimarket/Kedai Kopi Mitra (tempat mesin). 2. Perusahaan Daur Ulang Besar. | 1. Pembuatan dan Pemeliharaan Mesin. 2. Pengambilan Sampah Terpilah (Logistik). 3. Integrasi Software Voucher. | 1. Bagi Mahasiswa: Diskon Instan untuk Kopi/Pulsa. 2. Bagi Mitra (Kedai Kopi): Peningkatan Traffic Pelanggan. 3. Bagi Lingkungan: Pengurangan Sampah Plastik SUT. | Layanan Maintenance Mesin Cepat. Program Poin/Level Daur Ulang (Gamifikasi). | 1. Mahasiswa (18-24 tahun) penghuni kos. 2. Minimarket/Kedai Kopi di area kampus. |
Key Resources (Sumberdaya Kunci) | Channels (Saluran Distribusi) | Cost Structure (Struktur Biaya) | Revenue Streams (Aliran Pendapatan) | |
1. Desain Mesin (Hardware/Software). 2. Kontrak Kerjasama Voucher Diskon. 3. Kurir Logistik Sampah. | Penempatan Mesin di Area High-Traffic (Lobby Kos/Minimarket). Promosi melalui media sosial (Instagram/TikTok). | 1. Biaya Pembuatan dan Maintenance Mesin (terbesar). 2. Biaya Redemption Voucher (diskon dibayarkan ke mitra). 3. Gaji Kurir Logistik. | 1. Penjualan Sampah Plastik Terpilah (Harga tinggi karena pre-sorted). 2. Biaya Langganan Mitra (B2B): Kedai Kopi membayar biaya bulanan untuk traffic yang dihasilkan mesin. |
BAGIAN 4: ANALISIS KELAYAKAN
Target Pasar
Primer: Penghuni Kos/Asrama Mahasiswa di radius 500m (Total Estimasi Populasi:
$\approx 800$ orang).Sekunder: Karyawan dan Dosen di area kampus yang membawa bekal/minuman kemasan.
Keunikan/Nilai Tambah (USP)
Penyelesaian Eco-Guilt Instan: Konsumen mendapat reward langsung di lokasi (tidak perlu menunggu).
Trafik ke Mitra: Mesin berfungsi ganda sebagai traffic generator bagi kedai kopi atau laundry yang menjadi mitra, menciptakan win-win solution.
Kompetitor Analisis
Jenis Kompetitor | Kelemahan Kompetitor | Keunggulan Eco-Swap Station |
|---|---|---|
Pengepul Sampah Keliling | Harga beli sangat rendah, tidak konsisten, merepotkan konsumen. | Nilai reward non-tunai lebih tinggi, proses instan dan menyenangkan. |
Bank Sampah Konvensional | Lokasi jauh, jadwal terbatas, proses pencairan dana lama. | Lokasi 24/7 di area padat kos, reward dapat digunakan saat itu juga. |
Estimasi Biaya Awal dan Harga (Simulasi)
Pos Biaya | Estimasi Biaya (Rp) | Keterangan |
|---|---|---|
Pembuatan Purwarupa Mesin (RVM) | Mesin sederhana (sensor berat, printer termal, hopper). | |
Operasional 1 Bulan Awal | Gaji Kurir (paruh waktu), Biaya Maintenance kecil. | |
Total Biaya Awal | Untuk pilot project 1 unit mesin. |
Harga Jual Sampah Terpilah: Rp 5.000/kg (lebih tinggi dari harga pengepul karena sudah terpilah murni).
Target Reward: 1 Botol
$\approx$ Poin senilai Rp 200 (untuk ditukar diskon$Rp 2.000$ -$Rp 5.000$ ).Harga Langganan Mitra: Rp 500.000/bulan (biaya sewa lokasi dan traffic pelanggan).
BAGIAN 5: RENCANA IMPLEMENTASI
Langkah-langkah 30 Hari Pertama
Minggu | Aktivitas Utama |
|---|---|
Minggu 1 | Pembuatan Draft Mesin (Desain/ Prototype Sederhana): Pembelian komponen dan penentuan algoritma poin. |
Minggu 2 | Akuisisi Mitra: Negosiasi dengan 2 Kedai Kopi/Minimarket untuk penempatan mesin dan skema diskon voucher. |
Minggu 3 | Uji Coba Lapangan (Mesin Beta): Penempatan mesin di 1 lokasi mitra. Uji coba sistem reward dengan 10 key user. |
Minggu 4 | Pemasaran Awal & Grand Launch: Peluncuran voucher reward di media sosial dan mulai menjalin kontak dengan Perusahaan Daur Ulang besar. |
Sumber Daya yang Dibutuhkan
Manusia: 1 Teknisi (paruh waktu) untuk maintenance mesin dan 1 Kurir (paruh waktu) untuk pengangkutan sampah.
Hardware: 1 Unit Mesin Eco-Swap Station, 1 Unit Kendaraan Roda 3 (untuk angkut sampah).
Kemitraan: Kontrak jelas dengan Mitra Voucher (Kedai Kopi) dan Mitra Pembeli Sampah (Perusahaan Daur Ulang).
Metrik Keberhasilan (Target 3 Bulan)
Volume Sampah: Mengumpulkan
$200$ kg sampah botol plastik per bulan.Adopsi: Mencapai
$200$ pengguna aktif (mahasiswa yang menukar minimal 1x seminggu).Keuangan: Mencapai pendapatan stabil dari penjualan sampah dan biaya langganan mitra.
BAGIAN 6: REFLEKSI
Pembelajaran dari Tugas
Tugas observasi ini mengajarkan bahwa peluang bisnis seringkali ada di masalah sederhana yang dianggap remeh (sampah dan kemalasan). Inovasi tidak harus selalu teknologi yang rumit, melainkan bagaimana menggabungkan dua hal yang tidak berhubungan (daur ulang + diskon kopi) untuk menciptakan nilai yang lebih besar bagi semua pihak.
Tantangan yang Dihadapi
Tantangan terbesar adalah risiko kegagalan mesin (sensor macet atau voucher tidak keluar) dan negosiasi skema diskon dengan mitra. Mitra mungkin enggan memberikan diskon besar, sehingga perlu diyakinkan bahwa traffic pelanggan baru yang dibawa oleh mesin jauh lebih bernilai.
Rencana Pengembangan Selanjutnya
Pengembangan Aplikasi Mobile: Mengubah voucher fisik menjadi e-voucher yang terintegrasi di aplikasi, memungkinkan gamifikasi (level, leaderboard) dan tracking kontribusi daur ulang per individu.
Ekspansi Bahan Baku: Mengembangkan mesin agar dapat menerima jenis sampah lain, seperti kaleng aluminium dan kardus.
Sertifikasi: Mengurus sertifikasi dan kontrak kerjasama resmi dengan perusahaan daur ulang besar untuk menjamin harga jual sampah yang stabil.
Comments
Post a Comment